Asal Usul Kucing
Peliharaan Berasal Dari Cina, 5000 Tahun Lalu
21 Des 2013
Bukti baru mengatakan
bahwa penyebaran kucing peliharaan berasal dari peternakan Cina sekitar 5300 tahun
yang lalu. Sementara orang-orang Mesir kuno pada saat itu dikenal memuja dan
memihara kucing 4000 tahun lalu dan belum ada bukti yang mengatakan bahwa asal
usul hewan ini dari sana.
Penyelidikan ilmiah ini
menjelaskan bahwa desa Quanhucun di Cina sebagai bukti adanya domestikasi
(menjinakkan) kucing. Data menunjukkan bahwa kucing tertarik untuk hidup di
desa-desa pertanian kuno bersama hewan kecil lainnya, seperti tikus yang
biasanya hidup pada lumbung petani dan persediaan makanan lainnya. Hasil ini
juga menyatakan bahwa desa Quanhucun merupakan sumber makanan kucing peliharaan 5300 tahun yang lalu.
Petani Cina Jinakkan
Kucing
Kucing peliharaan (Felis
Catus atau Felis Silvestris) merupakan mamalia kecil berbulu, dijinakkan
dan termasuk hewan karnivora. Mereka juga sering disebut kucing rumah dan
dihargai manusia dalam persahabatan untuk memburu hama dalam rumah. Kucing
bertubuh fleksibel, gerakan refleks cepat, cakar tajam bisa disimpan, mamapu
menyesuaikan gigi terhadap mangsa. Ciri-ciri ini sangat sesuai dengan ekologi
predator.
Kucing biasa mampu mendengar suara manusia pada frekuensi rendah dan tinggi seperti suara yang dihasilkan hewan pengerat. Seperti kebanyakan mamalia, kucing tidak begitu mampu melihat keseluruhan warna tetapi penciuman lebih baik dari manusia. Sampai saat ini, kucing dianggap hewan kultus di Mesir kuno, beberapa pendapat menyatakan bahwa kucing peliharaan berasal dari sana. Studi sebelumnya pernah menyebutkan bahwa kucing peliharaan merupakan keturunan kucing liar Afrika (Felis silvestris lybica) sekitar tahun 8000 SM di Near East.
Hubungan antara manusia dan kucing pada saat itu dianggap sangat menguntungkan bagi kucing, bahkan jika kucing belum dijinakkan mereka tinggal di dekat rumah petani. Para peneliti studi yang dipimpin Yaowu Hu menganalisis delapan tulang dan setidaknya dua fosil kucing ditemukan dari situs di desa tersebut. Salah satu kucing diperkirakan bertahan dalam evolusi di desa tersebut, dan tanaman makanan manusia menjadikan sumber hewan kecil sebagai mangsa.
Kucing biasa mampu mendengar suara manusia pada frekuensi rendah dan tinggi seperti suara yang dihasilkan hewan pengerat. Seperti kebanyakan mamalia, kucing tidak begitu mampu melihat keseluruhan warna tetapi penciuman lebih baik dari manusia. Sampai saat ini, kucing dianggap hewan kultus di Mesir kuno, beberapa pendapat menyatakan bahwa kucing peliharaan berasal dari sana. Studi sebelumnya pernah menyebutkan bahwa kucing peliharaan merupakan keturunan kucing liar Afrika (Felis silvestris lybica) sekitar tahun 8000 SM di Near East.
Hubungan antara manusia dan kucing pada saat itu dianggap sangat menguntungkan bagi kucing, bahkan jika kucing belum dijinakkan mereka tinggal di dekat rumah petani. Para peneliti studi yang dipimpin Yaowu Hu menganalisis delapan tulang dan setidaknya dua fosil kucing ditemukan dari situs di desa tersebut. Salah satu kucing diperkirakan bertahan dalam evolusi di desa tersebut, dan tanaman makanan manusia menjadikan sumber hewan kecil sebagai mangsa.
Kucing merupakan
peliharaan terkenal secara global, tetapi proses penyebaran domestikasi hewan
ini tidak dipahami secara keseluruhan. Kucing liar diperkirakan telah tertarik
pada sumber makanan di sebuah pemukiman pertanian. Sementara bukti awal kucing
liar disebutkan merupakan hewan yang dikubur manusia sekitar 9500 tahun lalu di
Siprus, tetapi kucing peliharaan paling awal dikenal Mesir sekitar 4000 tahun
lalu.
Para arkeolog menduga
bahwa petani kemudian melawan keberadaan tikus yang menyerang tanaman mereka,
hewan pengerat kuno yang hidup di dalam lubang penyimpanan biji-bijian dan pot
penyimpanan menjadi bukti adanya serangan hewan pengerat. Mungkin tidak butuh
waktu lama bagi petani, mereka sadar bahwa keberadaan kucing membuat
tikus-tikus itu pergi dan menghilang sehingga mereka pantas untuk dijaga
keberadaannya. Sejak saat itu hubungan kucing dan manusia mulai tumbuh lebih
erat, makanan sisa manusia diberikan kepada kucing atau memang masyarakat
memberi makanan pada hewan tersebut.
Dengan menggunakan
penanggalan radiokarbon dan analisis isotop karbon serta nitrogen, jejak tulang
kucing, anjing, rusa dan hewan lainnya yang ditemukan pada penggalian desa
Quanhucan menunjukkan bagaimana perkembangan kucing peliharaan di masyarakat. Karbon isotop dan nitrogen membuktikan bahwa kucing
yang memangsa hewan hewan di budidayakan, pada saat yang sama hewan pengerat
kuno bersembunyi di dalam lubang penyimpanan makanan.
Studi DNA juga
menjelaskan tentang keberadaan kucing peliharaan yang ditemukan di desa Quanhucun merupakan
keturunan dari spesis Felis Sylvestris Lybica, kucing liar yang berada di Near East, dimana
sub spesis ini bukan asli berkembang disana. Jika kucing Quanhucun merupakan
keturunan dekat dari spesis kucing liar, mungkin sebelumnya telah dipelihara
ditempat lain dan kemudian dibawa ke daerah itu.
Sampai saat ini masih
belum diketahui apakah kucing peliharaan yang datang di Quanhucun berasal dari
Near East, atau mungkin mereka kawin dengan spesis kucing liar Cina, atau
kucing dari Cina memainkan peran tak terduga dalam penyebaran hewan jinak yang
satu ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar